ASEAN TALK

Oke guys, untuk kali ini pembahasan yang bakaln gue bahas sedikit berat nih hehehe beda dari postingan blog gue kemarin kemarin. Pembahasan gue sekarang mengenai acara bulanan yang rutin diadain di kampus gue yaitu SEAN TALK dan pada sesi ini kedatangan H.E Retno Marsudi Minister for Foregin Affairs of  Republic Indonesia ke kampus gue. Beliau bisa hadir di kampus gue untuk sharing mengenai ASEAN dan berbagi ilmu yang sangat bermanfaat ditenah kesibukannya yang padeeettt bangettt gue sebagai mahasiswa yang dateng saat itu beruntung banget pokoknya

Gue akan sharing ke kalian seputar apa aja sih yang kemarin jadi topik pembahasan Ibu Retno Marsudi di kampus gue, oke cusss.....




ASEAN TALK
INDONESI’S DIPLOMACY FOR UNITY AND CENTRALITY OF ASEAN

                                             

Tanggal 24 Oktober 2017 LSPR mengadakan acara rutinan yang melibatkan negara negara sahabat dalam suatu organisasi regional. ASEAN TALK pada hari selasa tersebut kedatangan tamu besar yaitu H.E Retno Marsudi Minister for Foregin Affairs of  Republic Indonesia yang membahas menegenai ruang lingkup ASEAN.

Dalam kesempatannya Bu Retno menyampaikan sejarah Indonesia terlebih dahulu sebelum membentuk ASEAN. ASEAN yang merupakan sebuah perhimpunan negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Kota Bangkok, Thailand yang dikenal dengan Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini dihadiri oleh lima negara yang disebut juga dengan negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thalaind dan juga Filipina. Wakil-wakil dari ke-5 negara tersebut antara lain Adam Malik (indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), Thanat Khoman (Thaialand), dan Narciso Ramos (Filipina)

Sebagai Menlu dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menlu negara-negara ASEAN, Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967.

Bu Retno juga menjelaskan bahwa saat kita membicara komunitas kita juga membicara tentang people – people to ASEAN. Menginjak usia 50 tahun ASEAN merupakan kawasan yang stabil dan aman. ASEAN juga dapat menjadi mesing penggerak bagi stabilotas keamanan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN pun memiliki fungsi lain yaitu sebagai prevent dalam kestabilitasan keamanan Asia untuk mencegah agar konflik yang terjadi terdahulu tidak terulang lagi 

Sebelum memulai pada inti seminar Bu Retno meminta salah satu mahasiswa untuk kedepan dan memberikan tanggapan mengenai ASEAN, mahasiswa itu memberikan tanggapan mengenai ASEAN yaitu apakah manfaat ASEAN untuk masyarakt karena sebenarnya ASEAN tidak memberikan dampak bagi kehidupan. Bu Retno pun menjawab dengan menganalogikan dengan kesehatan tubuh, beliau berkata sata tubuh kita sehat kesehatan itu terabaikan jika kita sudah merasa sakit barulah kesehatan itu penting kalimat itu merupakan analogi dari ASEAN yaitu disaat kawasan ASEAN sedang dalam posisi aman dan baik kita merasa tidak memberikan dampak apapun dengan hadirnya ASEAN, tetapi saat keamanan di ASEAN terjadi konflik barulah kita mengerti peran serta fungsi ASEAN tersebut. 

Dalam seminarnya mengenai ASEAN Bu Retno juga menjelaskan bahawa Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Selain itu beliau juga memberitahu mengenai latar belakang terciptanya ASEAN yaitu
·         Bagaimana ASEAN Ini dapat mengatur natures powers, karena banyak kompetisi kompetisi antar negara yang berujung pada konflik
·         Bagaimana ASEAN dapat mengatasi keamanan nasional
§  dengan contoh kasus terorism ASEAN mengupayakan Value of Tolerance )
§  Drugs, ASEAN merupakan kawasan yang strategis dan dapat dijadikan tempat jual beli barang yang membawa efek negatif tersbut ( menjaga navigate demography )
·         Bagaimana ASEAN dapat bermanfaat bagi kedepannya ( memperbaiki sistem ekonomi, pendidikan serta infrastuktur )

Pembahasan lain Bu Retno menyampaikan mengenai jika unity and centrality ASEAN rusak ASEAN akan susah bertahan karena kekuatannya sudah tidak utuh lagi, yang menjadi tantangnya ialah bagaimana harus balance antara kepentingan pribadi dan umum untuk memcapai visi dan misi suatu organisasi dalam menjaga keamanan. Jika mampu untuk balance ASEAN akan dapat bertahan jika tidak bisa mempertahan ASEAN akan dikuasai oleh negara negara yang memiliki kepentingan dan akan berdampak sangat buruk kepada kawasan ASEAN.

Di sesi terakhir dalam seminar ialah tanya jawab dengan pertanyaan Jika Indonesia di serang oleh teroris bagaimana peran ASEAN karena ASEAN sendiri memiliki aturan No Intervention Between Countries. Bu Retno menjawab peran ASEAN ialah bukan hanya sekedar rapat atau komunikasi yang di ketauhi oleh publik tetapi ialah kepekaan komunikasi yang terjalin dengan satu sama lain yang tidak harus di ketauhi oleh publik. Seperti saat ISIS datang kedaerah Marawi Filipina pemerintah disana hanya bisa do something / do nothing, tetapi saat kejadian tersebut Bu Retno langsung menelfon mengenai kabar disana selain itu kontribusi Indonesia yaitu kerjasama yang diperluas dengan subregional cooperation Newzealnd, Australia agar dapat membantu Filipina


Komentar