Budaya Betawi

Kebudayaan Betawi

 
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di DKI Jakarta.
Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

1. Rumah Adat Betawi
Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara adat mereka.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.



Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara adat mereka

Yang unik dari rumah adat betawi adalah adanya pendopo atau teras yang luas. Teras ini dilengkapi dengan meja dan kursi kayu yang digunakan untuk menjamu para tamu atau untuk sekadar duduk bercengkrama bersama di waktu sore. Adanya pendopo yang luas di rumah kebaya adat betawi, secara filosofis menunjukan bahwa orang suku betawi sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru. Mereka bersifat pluralis dan bisa menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa. Filosofi lain yang dapat ditemukan dalam rumah kebaya adalah adanya pagar di sekeliling teras. Pagar ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang negatif, terutama dalam sisi keagamaan

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Yang unik dari rumah adat betawi adalah adanya pendopo atau teras yang luas. Teras ini dilengkapi dengan meja dan kursi kayu yang digunakan untuk menjamu para tamu atau untuk sekadar duduk bercengkrama bersama di waktu sore. Adanya pendopo yang luas di rumah kebaya adat betawi, secara filosofis menunjukan bahwa orang suku betawi sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru. Mereka bersifat pluralis dan bisa menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa. Filosofi lain yang dapat ditemukan dalam rumah kebaya adalah adanya pagar di sekeliling teras. Pagar ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang negatif, terutama dalam sisi keagamaan

2. Pakaian Adat 

1. Pakaian Keseharian Adat Betawi Pria

 Yang dimaksud dengan pakaian keseharian disini adalah baju yang umum dipakai oleh orang betawi dalam kesehariannya. terdiri dari :

a. Baju koko atau sadariah

Nama lain dari baju koko yakni sadariah. Model dari sadariah hampir sama dengan baju koko yang beredar di pasaran. Sedikit yang membedakannya yakni sadariah tidak memiliki motif. Pakaian adat betawi ini tidak terdiri dari campuran beberapa warna, tetapi hanya memiliki satu warna saja atau polos. Baju ini diperuntukkan bagi pria betawi yang sering dipanggil dengan sebutan ‘abang’.

b. Celana Batik

Celana batik ini merupakan celana kolor atau memiliki karet di bagian pinggang. Bentuknya panjang di bawah lutut dan memiliki motif batik yang tidak terlalu ramai. Beberapa warna kain yang biasa digunakan untuk membuat celana khas pria betawi ini adalah hitam, putih dan coklat.

c. Sorban/selendang

Selendang khusus untuk pria ini disebut juga dengan sarung atau sorban. Tetapi bukan sorban yang dipakai di kepala. Kain ini dilipat dan diletakkan pada pundak atau dikalungkan di leher.

d. Kopya/Peci

peci ini sama dengan penutup kepala berwarna hitam yang biasa dipakai umat Islam di Indonesia saat menjalankan ibadah sholat. Di betawi, peci disebut juga dengan nama kopyah. Selain warna hitam, peci yang dipakai oleh pria betawi biasanya berwarna merah dan terbuat dari bahan beludru.


2. Pakain Keseharian Adat Betawi Wanita

Sementara baju adat keseharian bagi wanita betawi, yang dipergunakan sehari-hari terdiri atas :

a. Pakaian kurung/dinamakan Baju kurung berlengan pendek.

Baju adat betawi yang dipakai oleh perempuan disebut dengan nama baju kurung. Baju kurung ini biasanya memiliki lengan pendek. Warna kain yang digunakan untuk membuat baju kurung adalah warna- warna terang yang mencolok, meskipun pada perkembangannya para desainer menggunakan berbagai macam warna. Beberapa orang juga menambahkan saku dibagian depan untuk memudahkan menyimpan sesuatu.

b. Kain Sarung Batik

Kain sarung ini dipakai untuk menutup tubuh bagian bawah, dan juga digunakan untuk menutup kepala. Kain sarung yang digunakan biasanya memiliki warna- warna yang cerah dan mempunyai motif geometri. Warna kain sarung juga bisa disesuaikan dengan baju kurung yang sedang dipakai.

c. Kerudung

Selain menggunakan kain sarung batik, perempuan betawi juga menggunakan kerudung untuk menutup kepala. Kerudung ini menyerupai kain selendang perempuan dan biasa dipakai oleh perempuan yang masih muda. Cara memakainya hanya diletakkan dikepala tanpa mengaitkan sisi- sisinya menggunakan peniti. Kamu bisa melihatnya ketika diadakan kontes abang none di Jakarta. Warna kerudung juga bisa disesuaikan dengan warna baju kurung yang dikenakan.

3. Tarian Betawi
 Masyarakat betawi memiliki beberapa tarian yang menciri khaskan budaya betawi, diantaranya sebagagai berikut :

Tari Yapong


Tarian Yapong pertama kali diciptakan oleh Bagong Kusudiardjo pada tahun 1975. Tari ini biasanya diadakan ketika mendekati hari ulang tahun kota Jakarta. Nah, saat itu biasanya Dinas Kebudayaan mempersiapkan beberapa tari daerah dari berbagai belahan Indonesia.
Nama Yapong, diambil dari bunyi lagu ‘ya ya ya’ dipadukan dengan suara musik yang seperti bersuara ‘pong pong pong’ akhirnya dipadukan menjadi yapong.
Sampai sekarang tarian ini menjadi khas tarian tradisional Betawi, instrumen yang digunakan dalam tarian ini adalah Rebana Biang, Rebana Ketimpring dan Rebana Hadroh. Seiring dengan zaman, yapong dimasukan ke tarian dance untuk memadukan tradisional dan modern menjadi seni kontemporer.
   
Tari Sirih Kuning


Nama tari sirih kuning diduga digunakan saat zaman dulu ketika prosesi pernikahan adat Betawi sirih dare yang berwarna kuning diberikan dari calon mempelai pria ke calon mempelai wanita. Dan dikembangkan menjadi sebuah tarian asal betawi hasil kombinasi dari tari cokek. Tarian ini biasanya mempertunjukan sepasang penari wanita dan laki-laki. Namun seiring dengan zaman tarian ini sering dibawa oleh anak-anak dan tidak menuntut harus berdua dengan laki-laki yang penting tetap lekat dengan budaya betawinya. Musik yang mengiring tarian ini adalah Gambang Kromong.
Biasanya tarian ini diselenggarakan bila ada hari besar, seperti khitanan, pernikahan atau kelulusan para siswa.

4. Senjata Betawi

Bendo atau Golok

 Bendo merupakan senjata tradisional betawi yang paling populer diantara senjata tradisional betawi lainnya. Senjata ini selalu dijadikan alat kelengkapan pakaian adat betawi bagi kaum pria didalam kehidupan sehari-harinya. Dibandingkan bendo, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan "Golok". Umumnya senjata golok atau bendo ini diselipkan pada ikat pinggang hijau dan dipakai ketika sedang bekerja ataupun sedang bepergian sebagai sarana perlindungan diri.

Berdasarkan dari kegunaannya, orang petawi biasanya akan memisahkan golok atau bendo yang digunakan ke dalam 2 (dua) jenis, yaitu untuk bekerja (Gablongan) dan golok simpenan (Sorenan). Pada golok simpenan, biasanya hanya digunakan saat hendak menyembelih hewan ataupun untuk menjaga diri. Sementara itu berdasarkan dari bentuknya, golok betawi ini dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yakni golok ujung turun (pada bagian ujungnya lancip), golok betok yang pendek, dan golok gobang (panjang dan juga terbuat dari bahan berkualitas tinggi). 


Yang unik dari rumah adat betawi adalah adanya pendopo atau teras yang luas. Teras ini dilengkapi dengan meja dan kursi kayu yang digunakan untuk menjamu para tamu atau untuk sekadar duduk bercengkrama bersama di waktu sore. Adanya pendopo yang luas di rumah kebaya adat betawi, secara filosofis menunjukan bahwa orang suku betawi sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru. Mereka bersifat pluralis dan bisa menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa. Filosofi lain yang dapat ditemukan dalam rumah kebaya adalah adanya pagar di sekeliling teras. Pagar ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang negatif, terutama dalam sisi keagamaan

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara adat mereka

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara adat mereka

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara adat mereka.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/rumah-adat-betawi-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Komentar